INFEKSI SUSUNAN SARAF
Batasan :
Meningoensefalitis , infeksi piameter, araknoid dan jaringan
otak
Jenis :
1. M. Purulenta / akut pyogenik
2. M. serosa / granulomatosa
3. M. aseptik
Etiologi :
Bakteri
|
Neonatal
|
Anak
|
Dewasa
|
Purulenta
|
E. Coli
|
H. inf
|
Pneumokokus
|
|
Streptococus
|
Meningococus
|
Meningococus
|
|
Staphilococus
|
Pneumococus
|
Streptococus
|
|
Pneumococus
|
E. coli
|
H. Inf
|
Serosa
|
-
Micobakterium TBC
-
Treponema
-
Parasit
-
Jamur
|
||
|
|||
|
|||
|
|||
Aseptik
|
-
Virus herpes simpleks
-
HIV
-
Cytomegalovirus
-
Epstein Barr
|
||
|
|||
|
|||
|
Gejala Umum :
·
M. Purulen : Onset akut 48 - 72 jam, gejala
panas tinggi
·
M. Serosa : Onset pelan-pelan / kronik
·
M. aseptik : Onset akur >
·
Tanda meningeal +
-
Kaku kuduk
-
Kernig
-
Brudzinski : I - IV
·
Gangguan kesadaran à fase lanjut
·
Gejala neuro. Focal
·
Likuor : kelainan (-)
·
Pemeriksaan :
Pemeriksaan
|
M. Purulenta
|
M. Serosa
|
M. Aseptik
|
Warna
|
Kuning
|
Jernih
|
Jernih
|
Sel
|
PMN > 1000
|
MN > 500
|
MN < 500
|
Protein
|
↑ > 45 mn %
|
↑
|
Normal / ↑ sedikit
|
Pellikel
|
( - )
|
( + )
|
( - )
|
Kultur
|
( + )
|
( + )
|
( - )
|
·
Funduscopy : M. TBC à
tuberkel ( + )
Diagnostik :
·
Gejala klinis
·
Lumbal pungsi à
diagnosa pasti
·
X- photo thorak, waters,
mastoid
Meningeal sign :
§ Kaku kuduk = Nuchal Rigidty
DD dengan Neck Stiffness
Kaku kuduk : gerakan fleksi
kepala ke dada terbatas
Gerakan leher ke lateral normal
Neck Stiffness : gerakan ke
lateral ada hambatan
Eg. Parkinson Disease
Paraspinal spasme otot leher
§ Kernig Sign
Gerakan tungkai bawah < 135o
sering terasa nyeri
Di otot Hamstringok spasme
Cara :
Fleksi
sendi paha 90o
Fleksi sendi
lutut 90o mlalu
Ekstensi sendi
lutut > 135o
§ Brudzinski I : tanda leher
Brudzinski neck sign
Gerakan antero fleksi leher ke
dada diikutin gerakan fleksi ke 2 tungkai dan ke 2 paha
§ Brudzinski II : tanda tungkai
Brudzinski kontra lateral
Lateral leg sign
Pasien terlentang , satu tungkai difleksikan pada sendi lutut dan
sendi panggul ke arah abdomen à diikuti oleh fleksi
tungkai kontra lateral .
Fleksi 1 tungkai dan yang lain
ekstensi , tungkai yang fleksi diturunkan menyamai fleksi tungkai yang ekstensi
§ Brudzinski III : tanda pipi
Tekan pada kedua pipi ( os.
Zigomaticus ) à kedua lengan fleksi
§ Brudzinski IV : tanda symphisis pubis
Tekan di atas symphisis pubis à diikuti fleksi kedua tungkai pada sendi lutut dan
sendi panggul
PENGOBATAN
à sesuai dengan kuman
penyebab
·
H. INFL
Ampisilin A : 200 - 400 mg / Kg /
hr.
D : 8 - 12 g / hr IV
Kloramfenikol : A : 100 mg/ kg /
hr
D : 4 g / hr IV
·
M. KOKUS
Benzyl penisilin 200.000 u /kg /
hr
Kloramfenikol
·
PSEUDOMONAS
Gentamisin 6 mg / kg / hr
Cefalosporin generasin ke 3
Cefotaxim 3 g/ hr IV
Rosefin
·
Anaerob :
Metronidazol drip
·
M. TBC
Strep A : 20 - 40 mg / kg / hr
D : 1 g IM / hr
INH A :
10 - 20 mg / hr P.O
Rifampisin : 15 mg / kg / hr
Pirasinamid : 20 - 35 mg / kg /
hr
·
VIRUS
Acyclovir 10 mg / kg / 8 jam
2 x 250 mg IV
Tx. Symtomatik :
Kejang : valium
Diphenil
hidantoin
Karbamazapin
Edema otak : dexametason
Analgesik
Antipiretik
PROGNOSA
Tergantung :
-
Etiologi
-
Usia
-
Dx. dini
-
Tx. Adekuat
-
Komplikasi + / - : Subdural empyem
Hidrosefalus
DIC
SIADH
INTERVENSI
-
Fokus primer diobati
-
Vaksinasi : Meningo kokus
Penyebaran
:
C. Langsung
·
Luka tembak
·
Luka bacok
·
Fraktur basis cranii
·
Fraktur kepala terbuka
D. Fokus di daerah kepala :
THT : sinus, mastoid, OMPC
Trombosis sinus cavernosus
Gigi
E. Hematogen / via darah
Milier TBC
BATASAN
§ Kejang adalah lepas muatan abnormal dan berlebihan secara
sinkron dari neuron- neuron di dala SSP
§ Epilepsi adalah suatu keadaan klinis pada penderita yang
cenderung mendapatkan serangan kejang epilepsi berupa serangan paroxismal
berulang
§ Jadi kalau 1 x kejang bukan epilepsi
KLASIFIKASI
I.
PARTIAL SEIZURES
A kejang partial sederhana ( simple )
A1 dengan manifestasi motorik
A2 --------"-------------
sensorik
A3 --------"-------------
otonomik
A4 --------"------------- psikik
B
kejang partial komplek
B1 dengan kejang partial sederhana ( seperti
A1 - A4 ) pada waktu onset diikuti oleh absence
B2 dengan absence pada waktu onset ( B1
& B2 ) bisa diikuti automatism
C kejang umum sekunder
Dengan evolusi dari
simple atau complex partial seizures ( aura ) menjadi kejang
umum ( grand mall )
II.
KEJANG UMUM
A. Absence seizures ( petitmall )
B. Myoclonic
---"--
C. Clonic ---"---
D. Tonic ---"----
E. Tonic - conic ( grandmall )
F. Atonic ( astatic ) seizures
III.
UNCLASSIFIED ( Tak dapat digolongkan )
GEJALA KLINIK
I.
EPILEPSI UMUM
Gambaran
klinik dan atau perubahan EEG awalnya awalnya cetusan epileptik di kedua
hemisper dengan serentak dan tidak ada fokus epileptik di korteks cerebri
A.
Epilepsi Grand mall
= tonik
klonik seizures
umur anak 3
tahun - pubertas
bentuk
paling yang sering didapatkan
Ada 3 fase
:
a. Fase tonik
- Lengan dan tungkai ekstensi
- mengejan sehingga wajah merah
- apnea selama 30 detik
- sianosis , tensi naik , pupil melebar reflek cahaya ( - )
- reflek patologis ( + )
- ngompol
b. Fase clonik lama 60 detik
- Kejang ritmik , penderita bernafas lagi
- Kadang - kadang lidah tergigit
- Mulut berbuih
- Wajah normal kembali
- Tensi dll normal
c. Fase post ictal lama
15.30 menit
- Setelah serangan penderita tertidur
- Waktu bangun bingung bermenit - menit kemudian normal
Serangan
grand mall kadang - kadang terjadi beturut - turut
Status
epileptikus : kejang berturut - turut antara 2 kejang penderita sadar à merupakan keadaan gawat
darurat
Serial
epilepsi : kejang berturut - turut dan antara 2 kejang sadar
B.
Epilepsi Petit mall
-
Sering timbul pada anak usia
sekolah
-
Tidak terdapat kejang
-
Gangguan kesaran dalam waktu
singkat ( 6 - 10 detik )
-
Penderita tidak sampai jatuh
-
Melamun, sedang bermain
mendadak berhenti
-
EEG khas : 3 second spike
slow wave
|
-
Provokasi : dengan hiperventilasi
C.
EPILEPSI MIOKLONIK
-
Biasanya . Pada anak
-
Saat serangan terjadi gangguan
kesadaran sebentar, disertai derakan volunter yang aneh dari sekelompok otot (
mioklonik jerking ) terutama otot bahu dan lengan
D.
EPILEPSI ATONIK
Penderita
mendadak kehilangan tonus otot disebut drop attack
II.
EPILEPSI PARTIAL
Adalah serangan
epilepsi yang bangkit akibat lepas muatan listrik di suatu daerah di korteks
cerebri ( fokus )
A.
Epilepsi partial sederhana
Manifestasi
tergantung dari SSP yang terkena :
-
Epilepsi partial sederhana dengan
gejala motorik ( Jackson Motorik
Epilepsy ) Fokus di gyrus pre sentralis lobus frontalis
-
Epilepsi partial sederhana dengan
gejala sensorik ( Jackson Sensorik
Epilepsy ) Fokus di gyrus post centralis lobus parietalis
B.
Epilepsi partial kompleks
-
Epilepsi psikomotor
-
temporal lobe epilepsy
-
epilepsi partial disertai
gangguan kesadaran
-
tanda yang menonjol gejala
psikis dan automatisme
-
kelainan / fokus di lobus
temporal
PEMERIKSAAN KLINIS
Cari kelainan fokal, bila ada :
-
Aura
-
Pemutaran kepala waktu kejang
-
Todd's paralisis yaitu: hemiparese
post ictal
-
Waktu serangan : mau bangun tidur
atau akan tidur
-
Umur < 3 tahun atau setelah
pubertas
-
Pertumbuhan ekstremitas pada anak
Pemeriksaan tambahan :
-
DL, UL, Natrium, Calsium, BUN, S. Creatinin, BSN, 2 Jam PP, LCS
-
EEG
-
X' foto kepala
-
CT Scan / MRI
-
Arteriografi
DIAGNOSIS
-
Ditentukan dulu epilepsi atau
bukan
-
Bila epilepsi termasuk bentuk yang
mana
-
Penyebabnya meningitis, AVM,
Diagnosis Banding :
1
Sindrom neurologik periodik tanpa
gangguan kesadaran ex. TIA, Migrain , Hiperventilasi
2
Sinkop
3
Psikoneurosa reaksi konversi ( histeris )
4
Breath Holding Spells
PENGOBATAN
Prinsip :
-
Mono pharmacy : gunakan 1 macam
obat anti epilepsi
-
Mulai dosis rendah
-
Dosis dinaikkan bertahap : 5 x 10
half
-
Life obat misalnya dph setelah 5
hr
-
Obat dihentikan bila :
-
2 tahun bebas kejang
-
EEG normal
-
Kejang umum primer
-
Tidak ada kelainan neuro -
psikiatris
-
Grand mall : difenil
hidantoin ( DPH ) 3 x 100 mg
-
Epilepsi partial : karbamazepin 3 x 100 mg dinaikkan sampai 3 x 200 mg
-
Petit mall epilepsi : klonazepam (
rivotril ) 3 x 1 tablet atau valproat
-
Mioklonik : sodium valproat atau
klonazepam
-
Obat baru : trileptal, lamictal,
gabapentin, topiramate
STATUS
EPILEPTICUS
Penyebab
:
1. Penderita mendadak berhenti minum obat
2. Meningitis
3. Tumor otak
4. Encepalopati
5. Abses otak
6. Perdarahan otak
7. Hipoglikemi
8. Sindroma reye pada anak
Jenis
kejang status
1. Grand mal status
2. Absence status
3. Complex partial status
4. Partial motor status
Pengobatan
-
Dilantin bolus 300 mg disusul 3 x
100 mg IV
Dilanjutkan dengan dilantin caps. 3 x 100 mg
-
Boleh diberikan diazepam IV 10 mg , bila masih kejang diulang setiap 2
jam 10 mg IV ( max. 120 mg / hr ).à
ESO : depresi pernafasan
Atau diazepam pump 0,6 cc / jam
-
Bila dengan cara di atas kejang
masih belum berhenti , konsul ke anestesi à
narkose dengan thiopentone
-
Pengobatan penyebabnya
DEFINISI :
Adalah gangguan
fungsi otak, fokal atau global , yang timbul mendadak berlangsung > 24
Jam ( kecuali bila mengalami pembedahan
atau meninggal sebelum 24 Jam, disebabkan
oleh karena perdaran darah otak (
WHO, MONICA PROJECT< 1995 )
INSIDEN : 180 / 100.000 ( 0,2 % )
PREVALENSI
: 500 - 600 / 100.000 ( 0,5 % )
STROKE merupakan
penyakit syaraf yang sering dijumpai, paling banyak dirawat, menimbulkan
kecacatan dan kematian ( di RSUD Dr. Soetomo Ic.stroke : 56,83 % )
STROKE
INFARK
Pembagian klinis :
1. TIA ( SOS ) semua gejala neurologis sembuh dalam 24 Jam
Transient Ischemic Atack
Serangan
otak sepintas
2. RIND : gejala neurologis sembuh dalam waktu > 24 Jam
Reversible
Ischemic Neurologyc Deficit
3. Progresive Stroke
4. Completed Stroke
Faktor
resiko yang dapat dikendalikan
1. Diabetes mellitus
2. Hipertensi
3. Hiperurisemia
4. Disl;ipidemia
5. Hiperfibrinogenemia
6. Polisitemia vera
7. Hiperhomosisteinemia
8. Rokok
9. Pil KB
10. Penyakit kolagen
11. PJK
12. Alkohol
13. Obesitas
Faktor
resiko yang tidak dapat dikendalikan
1. Genetik
2. Ras
3. Umur
4. Sex
Umur : ≤ 45 th. ---------18,6 %
46 - 60 th. -------43,19 %
61 - 75 th. ------- 32,17 %
Sex : ♂ > ♀
Klasifikasi
stroke :
1. Perdarahan : à 37,7 %
-
Intracerebral
-
Subarachnoid
2. Ischemic / infark : à 56,37 %
-
Trombotik
-
Embolik
ANATOMI
Darah
ke otak melalui :
1
2 A. karotis ke otak besar (
cerebrum )
2
2 A. vertebralis ke otak kecil (
cerebellum ) dan batang otak, hemisfer otak bagian belakan dan bawah
PENGOBATAN
Enam ( 6 ) B
diperhatikan
-
manitol 20 % untuk edem otak
-
bila tekanan darah > 200
Sistolik diturunkan dengan diltiazem
pump atau nifedipin sub lingual 5 mg setelah itu diberi captopril 3 x 12,5 mg
sambil monitoring tekanan darah
-
pembedahan
volume perdarahan :
40 - 60 cc
lokasi terjangkau ,
cerebellum
GCS : 7 - 10
-
konservatif , bila :
umur tua
perdarahan letak di
dalam atau daerah vital pons
Diagnosis
sah :
-
arteriografi 4 vessel setelah fase
akut
pengobatan : clipping embolisa
No.
|
Bila
ada Perdarahan
|
Infark
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
12
14
|
Permulaan
Waktu serangan
TIA
Nyeri kepala
Muntah
Kejang
Kesadaran ↓
Bradikardi
Kaku kuduk
Ptosis
Pupil edem
Perdarahan retina
Lokasi
CT Scan
|
Sangat akut
Aktif
-
+ +
+ +
+ +
+ +
hari I
+ +
+ +
+
+ +
sub cortical
area hiperdens segera
|
akut
Bangun pagi
+
-
-
-
+/- hari III à
edem otak
-
-
-
-
cortical / sub cortical
area hipodens setelah hari ke 3
|
15
|
Siriaj skor
|
< 1
ICH
|
> 1
SAH
|
|
Nyeri kepala
Kaku kuduk
Gangguan N. III, IV
Kelumpuhan
Hipertensi
|
+ +
+
+
hemiplegi
+ +
|
+ + +
+ + +
+ + +
hemiparese
±
|
16
|
Letak lesi
|
kortikal
|
sub kortikal
|
|
Afasia
Astereognosis gangguan fungsi luhur
Kelumpuhan lengan dan tungkai tidak
sama
Gangguan sensibilitas
Dystonic posture
Kedua mata melihat hidung
|
+ +
+ +
……
-
-
-
|
-
-
……
+ +
+ +
+ +
|
Diagnosis
Stroke Infark
-
Pemeriksaan klinis
-
CT Scan
Pengobatan:
-
Perhatikan golden periode
dalam 6 jam
-
Harus diobati dengan CDP
choline 2 X 250 mg IV
-
Hyperaggregasi
-
Polisitemia vera
Bila
ada diobati dengan
§ Pentoxifillin drip 2 X 3 g.
§ Nicergoline (sermion) 2 X 1 Amp. IV
§ RTPA : bila diobati dalam waktu 3 jam
-
Pengobatan faktor resiko.
-
Rehabilitasi aktif sedini
mungkin
-
Pengendalian 6 B
-
Pengobatan stroke embolik
rawat bersama cardiolog misalnya ada atrial fibrilasi, decompensasi cordis
-
Fraxiparen 2 X 0.3 - 0.4 cc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar