perawatan luka modern

selamat datang diblog trio hardin saputra dinata dan nikmatilah hasilnya.

Selasa, 21 Februari 2012

Asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit allergi makanan


ALLERGI MAKANAN PADA ANAK
KONSEP TEORITIS

A.       Pengertian.

Alergi adalah : Suatu golongan penyakit yang disebabkan oleh reaksi tubuh yang menyimpang  terhadap suatu zat tertentu

Adalah suatu keadaan dimana terjadi hyper sensitivitas terhadap jenis makanan tertentu karena  adversi berhubungan dengan reaksi allergi type I ( Ig.E mediated )
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya reaksi alergi, diantaranya adalah :
  • Bakat atau keturunan
  • Faktor pencetus (Udara dingin / stress)
  • Faktor Luar : Hirupan (debu rumah tangga), Makanan

B.       Patogenesis.

Hingga sekarang patogenesis allergi makanan masih belum jelas. Mekenisme tersebut di bawah ini mungkin dapat menggambarkan patogenesis allergi makanan, sbb :
              S – Ig.A ( mukosa atau kolostrum )               TIDAK ADA 
Makanan                                                                             PENYAKIT
            Degradasi enzimatik.  
                   A            B              C             D             E                
                                                 Bahan makanan esensial 
          Gambar 1. Degradasi enzimatik makanan pada orang normal

Dalam keadaan normal, sesudah makanan masuk dalam saluran pencernaan, akan terjadi prose penghancuran secara mekanis, secara enzimatik,detoksifikasi,
pengangkutan hasil akhir metabolisme dan asimilasi dari bahan makanan yang essensial seperti asam amino menjadi protein.

Bentuk metabolisme terakhir adalah E, yang dalam keadaan normal dapat diterima oleh sel sehingga tidak terjadi reaksi adversi
Dalam tractus gastrointestinal terdapat S-IgA (secretory IgA ) yang akan  mencegah absorbsi antigen dalam makanan, sehingga tidak terjadi allergi makanan.

Pada orang dewasa atau bayi dengan devisiensi IgA akan terjadi absorbsi makromolekul protein makanan yang dapat menimbulkan allergi makanan. Demikian pula bila terjadi gangguan pada degradasi enzimatik, sehingga makanan hanya sebagian didegradasi, hasil  akhir yang ada dapat bersifat antigenik   

                            (gambar 2 )









                                 Devisiensi IgA
                                                              
                                                                 Absorbsi makromolekul
                                                                 Protein makanan


Makanan


                                Devisiensi degradasi
                                Enzimatik

                              A             B               C            D             E

                                               Absorbsi produk makanan yang hanya
                                                Sebagian didegradasi.



C.       Manifestasi klinik.

Gejala yang paling sering timbul yaitu berkaitan dengan organ saluran pencernaan, kulit dan saluran pernapasan. Umumnya manifestasi klinis timbul dalam 2 jam sesuda makan makanan yang menimbulkan allergi.
Gejala saluran cerna dimulai dari mulut berupa udema dan gatal-gatal (pruritus) pada bibir, selaput lendir mulut, langit-langit mulut dan farings, dimana makanan pertama kali berkontak. Bila makanan sampai ke usus, timbul gejala mual, muntah, perut kejang, kembung dan diare.
Gejala pada kulit berbentuk urtikaria akut, angioudema  sedang urtikaria kronik jarang disebabkan oleh alergi makanan.
Gejala pada saluran pernapasan antara lain : asma bronkhial dan lebih sering dijumpai pada anak-anak. Mungkin pula terjadi anafilaksis sistemik yang timbul beberapa menit sesudah makan makanan tertentu. Gejala anafilaksis sistemik bisa berupa ; urtikaria, angioedema, sesak napas, sianosis, sakit dada, hipotensi atau rejatan, gejala-gejala hidung, mata(konyungtival ), mual, muntah dan diare.

D.       Diagnostik

Anamnese :

- Ditanyakan tentang reaksi yang dicurigai yang disebabkan oleh makanan

- Perlu ditanyakan pula tentang adanya penyakit atopik seperti : dermatitis atopik, asma bronkhial, rinitis alergi. Juga ditanyakan tentang penyakit yang lalu, seperti : urtikaria atau angioedema yang disebabkan oleh alergi.

Pemeriksaan fisik :

- Diperlukan untuk mengetahui keadaan umum penderita, seperti : keadaan kulit, hidung, paru dan perut.

Diet Eliminasi :

Tes Kulit.

RAST (Radio Alergo Sorbent Test )

Tes Provokasi makanan.

Pengobatan dan pencegahan.
1.      Penghindaran makanan yang menyebabkan alergi ( Avoidance )
2.      Diet eliminasi
3.      Pengobatan farmakologik
-          pengobatab symtomatik
-          Pengobatan profilaktik ( Anti histamin, krrtomolin dan ketotifen


TINJAUAN KASUS :  ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN KASUS ALLERGI MAKANAN.


Nama Mahasiswa     : S                                               Ruangan       : poli Anak
N  I  M                               :  010030170.B                                        No. Register : 10143807
Tanggal Pengkajian :  Selasa 6 Agustus 2002                         Jam               : 10.00 WIB

I.          PENGKAJIAN

1.         IDENTITAS  KLIEN.
Nama                           : M   Agama             : Islam             
Jenis Kelamin              : laki-laki                     Suku Bangsa   : Bangkalan /Madura
T.Tgl.Lahir                  : 15 Mei 1990              Alamat                        : Jl.pertempuran I No.44
Anak ke                       : pertama                     Tgl.MRS         : 21 Maret 2002
Nama Ayah                 : F              ( rawat jalan )
Pekerjaan Ayah           : Wiraswasta                Dx. Medis                   : Brochial Allergi
Pendidikan Ayah        : D.III Elektronik                                            ( alergi makanan )
Nama Ibu                    : Fatimatur Rahmi       Sumber Info : Keluarga Pasien dan
Pekerjaan Ibu              : Perawat Kesehatan                                       stauts pasien.
Pendidikan Ibu           : D.III Keperawatan

2.         RIWAYAT KEPERAWATAN.
a.         Riwayat Kesehatan Sekarang :
Sejak kecil anak sering mengeluh ; batuk-batuk kadang berdahak terutama pada sore hari setelah bangun dari tidur siang,  sesak napas, kadang-kadang juga keringat pada malam hari, berat badan tidak turun
§  Keluhan Utama             : Batuk, pilek dan sesak napas
§  Lama Keluahan              : Sejak kecil / umur 3 tahun
§  Akibat timbulnya keluhan : anak kesulitan bernapas dan karena batuk terganggu  istirahatnya.
§  Faktor yg memperberat : Apabila batuk disertai dahak
§  Upaya untuk mengatasi  : sudah dibawa kepuskesmas tapi tidak berhasil
§  Lain – lain                   : sudah Mauntoxt test hasilnya (-)

b.         Riwayat Kesehatan Sebelumnya :
§  Pre Natal     : Selama hamil ibu tidak pernah sakit, penggunaan obat-
                       obatan /Jamu :  tidak ada.
§  Natal         : Anak lahir spontan, umur kehamilan 11 bulan, BBL 3,1 Kg
                      langsung  menangis.
§  Post Natal : Pertumbahan dan perkembangan sampai umur 2,5
                     tahun berjalan norman, namun mulai umur 3 tahun
                      keluhan tersebut mulai dirasakan.
§  Luka operasi  : tidak terlihat / tidak ada
§  Allergi         : Belum diketahui dengan pasti
§  Pola kebiasaan :
§  Tumbang      :
§  Imunisasi      : sudah lengkap
§  Status Gizi  :
§  Psikososial    : Hubungan dengan ibu sangat akrab sekali dan ibu
                        sangat memanjakan anaknya.
§  Psikoseksual  :
§  Interaksi     : Saat di wawancara, sangat mudah untuk diajak bicara.
§  Lainnya    :

c.         Riwayat Kesehatan Keluarga :
§  Komposisi Keluarga : Pasien adalah anak pertama dari 3 bersaudara
§  Lingkungan rumah dan komunitas : Tinggal dalam 1 rumah dengan ukuran 6 X 12 meter dengan 4 kamar tidur, permanen, rumah jendiri, perobat dan peralatan rumah : cukup, lingkungan sekitar : aman, letak rumah berada ditengah-tengah perkampungan..
§  Pendidikan & pekerjaan anggota keluarga : Ketiga anaknya semua   masih sekolah SD. ( Klelas VI, IV dan kelas I )
§  Kultur dan kepercayaan : Menganut adat dan tradisi suku madura.
§  Fungsi dan hubungan keluarga : cukup baik dan terkontrol
§  Perilaku yg dapat mempengaruhi kes. : Tidak terlihat karena ibu adalah seorang perawat Kesehatan ( D.3 keperawatan )
§  Persepsi kelg. Ttg.penyakit klien  : Penyakit  yang perlu ditangani dengan segera, agar tidak bertambah parah.
§  Lainnya :

3.         OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK (HEAD-TO-TOE).
1)        Keadaan umum
Saat dianamnese  kesadarannya  compomentis, anak tampak agak sesak batuk-batuk,  tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 x/mnt, suhu 36,2OC, pernafasan 28 x/mnt teratur.
2)        Kepala dan leher
Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata, terpotong pendek.
Mata tidak ada anemi, ikterus tidak ada.
Telinga tidak ada serumen.
Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut bersih, tidak terdapat karies gigi.
Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, klien mampu menelan tanpa terasa sakit/ nyeri, tidak ada kaku kuduk.
3)        Dada dan thoraks
Pergerakan dada simetris, Wheezing +, Ronchi -, retraksi otot bantu pernafasan ringan. .
4)        Abdomen
Bentuk supel, tidak ada meteorismus, bising usus + normal 5 x/ mnt, tidak ada nyeri tekan, hepar dan limpa tidak teraba.
5)        Ekstrimitas
Tidak ada kelainan 

POLA FUNGSIONAL KESEHATAN :

§  Nutrisi dan metabolisme  : Tiga minggu yang lalu sampai saat ini sedang dilakukan program eliminasi berbagai jenis makanan sehingga berat badannya turun 1 kg.

§  Eliminasi : tak ada kelainan

§  Istirahat dan tidur : Cukup  ( Anak selalu tidur siang) tetapi kalau kambuh sesak / batuknya, tidurnya agak terganggu. 

§  Aktivitas dan latihan : bermain –main dengan anak tetangga dan sering main bola.

4.         PEMERIKSAAN PENUNJANG. ( DIAGNOSTIC TEST )
Laboratorium   : DL: Hb 12,8  gr %,    LED 14-28, leukosit 4600,  stap = 2, sekmen = 40,        Ly = 57,   Monocit = 11.
Pemeriksaan alergi: ( tgl.27 – 03 – 2002.) terdapat  food Alergi.
Fhoto             : Foto thoraks: ( Tgl,  19 – 03 – 2002 )
Cor    : Ukuran dan bentuknya normal
Pulmo  : tak tampak infiltrat, tak terjadi kelainan kedua sinus. P.costalis : tajam

PROGRAM TERAPI.
-          Telah dilakukan test kulit dengan hasil allergi pada makanan
-          Telah dilakukan eliminasi terhadap berbagai jenis makanan ( BSTIK )
-          Mulai hari ini sudah dianjurkan untuk terapi provokatif terhadap salah satu jenis makanan yaitu Pepaya.
-          Terapi lain adalah : ECD / TS

5.         ANALISA DATA
Pengelompokan  Data
Etiologi
Masalah
S:


O:
Ibu mengungkapkan anak kambuh lagi sesaknya sejak 3 hari yang lalu
-          Wheezing +
-          Rhonci  -
-          RR 28 x/mnt, teratur.
-          Retraksi intercosta ringan.
-          Pergerakan dada simetris, irama nafas teratur.
Alergen

Aktivasi Ig. E

Pengeluaran histamin

Organ target (saluran pernafasan)

Edema mukosa

Peningkatan produksi mukus
 Tidak efektifnya jalan napas
S:






O:
-          Ibu mengungkapkan sulit mengontrol makanan yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber alergi.
-          Klien menderita alergi sejak  usia 3 tahun
Klien agak batuk, agak sesak, RR 28 x/mnt.

Alergi

Membutuhkan pengetahuan orang tua dan kepatuhan anak untuk penghindaran alergen

Tidak patuh
Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen pengobatan 
Penatalaksanaan regimen tidak efektif

II.      Diagnosa keperawatan

1.         Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan anak batuk diserta dengan sesak sejak 3 hari yang lalu, Wheezing +, Rhonci - , RR 28 x/mnt, teratur, Retraksi intercosta ringan.

2.         Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen pengobatan berhubungan dengan ketidakpatuhan yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan sulit mengontrol makanan yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber alergi.


III.    PERencanaan


No.
Diagnosa Kep.
Tujuan
Kriteria hasil
INTERVENSI
Rasional
1.
Ketidakefektifan jalan nafas berhubu ngan dengan pening katan produksi sekret yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan anak batuk disertai  dengan sesak sejak 3 hari yang lalu, Wheezing + Rhonci - RR 28 x/mnt, teratur, Retraksi intercosta ringan.
Jalan nafas efektif dan patent setelah mendapat tindakan keperawatan.
-          Pada saat bernafas tidak menggunakan otot-otot bantu.
-          frekwensi nafas dalam batas normal 15-30 x/mnt.
-          suara nafas broncho vesikuler.
a.       Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret.
b.      Anjurkan kepada klien dan keluarga agar memberikan minum lebih banyak  dan hangat kepada klien.
c.       Ajarkan pada keluarga fisioterapi nafas dan latihan batuk efektif.


d.      Kolaborasi dalam pemberian ekspektoran.

e.       Observasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot bantu, irama, suara nafas, cyanosis), tekanan darah, nadi, dan suhu.
a.       Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien kooperatif dalam tindakan perawatan.

b.      Peningkatan hidrasi cairan akan mengencerkan sekret sehingga sekret akan lebih mudah dikeluarkan.
c.       Fisoterapi nafas melepaskan sekret dari tempat perlekatan, postural drainase memudahkan pengaliran sekret, batuk efektif mengeluarkan sekret secara adekuat.
d.      Ekspektoran mengandung regimen yang berfungsi untuk mengencerkan sekret agar lebih mudah dikeluarkan.
e.       Tanda vital merupakan indikator yang dapat diukur untuk mengetahui kecukupan suplai oksigen, suplai oksigen yang cukup merupakan tanda jalan nafas sudah bebas dan patent.
No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria hasil
INTERVENSI
Rasional

2.

Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen pengobatan berhubungan dengan ketidakpatuhan yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan sulit mengontrol makanan yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber alergi.

Orang tua menunjukkan keinginan untuk berperan aktif dalam penata laksanaan pengobatan dan perawatan agar efektif setelah mendapat penjelasan dari petugas.
-          Orang tua mengetahui faktor-faktor yang mem pengaruhi timbulnya alergi.
-          Orang tua mengetahui cara dan tindakan yang dilakukan untuk menghindari kontak dengan alergen.
a.       Berikan penyuluhan pada keluarga tentang bahan-bahan terutama makanan yang menjadi bahan alergen bagi anak.
b.      Diskusikan dengan keluarga mengenai alternatif tindakan yang mungkin dilakukan untuk menghindari kontak dengan alergen.
c.       Berikan positif reinforcement pada orang tua dan anak jika kooperatif.
a.       Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga koopertif terhadap tindakan perawatan.

b.      Alternatif cara yang dipilih oleh keluarga merupakan jalan keluar yang sesuai dengan keadaan keluarga.


c.       Positif reinforcement meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam perawatan klien.















IV.    IMPLEMENTASI


Tgl/ Pukul
No. DP
Pelaksanaan tindakan
6 Agustus 2002
10.30 WIB
1.
a.       Menjelaskan kepada ibu bahwa sekret dapat dikeluarkan dengan batuk, tetapi bila sekret kental akan mempersulit pengeluaran sekret. Oleh karena itu sekret perlu diencerkan dengan minum lebih banyak dan hangat, minum obat sesuai dosis dan tepat waktu.
b.      Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang lebih banyak kepada anak dan yang hangat.
c.       Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif yaitu menghirup nafas dalam 2 kali kemudian dibatukkan dengan keras sampai riak keluar.
d.      Memberikan penjelasan tentang pengobatan (ECD) dan perawatan klien dirumah.
e.       Menganjurkan kepada ibu untuk mengulang kembali penjelasan dari petugas sesuai dengan bahasa ibu sendiri.
6 Agustus 2002
11.30 WIB
2.
a.       Memberikan penjelasan tentang faktor alergen yang seharusnya dihindari oleh anak.
b.      Berdiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari alergen yaitu:
-          Membersihkan rumah.
-          Tidak menyajikan makanan yang menjadi sumber alergen.
-          Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber alergen dengan makanan yang lain.
-          Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi makanan yang menjadi sumber alergen.
c.       Memberikan pujian dan dorongan terhadap rencana tindakan keluarga yang positif.


V.       Evaluasi


No.
S O A P
1.
S :


O :



A :


P :
Ibu mengungkapkan dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas tentang tindakan yang mungkin dilakukan untuk memudahkan
Atau mengefektifkan jalan napas.
Ibu mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan petugas sesuai dengan bahasa ibu sendiri.
-          Ibu tampak menganggukkan kepala saat dijelaskan oleh petugas.
-          Batuk (+), Wheezing +, ronchi -.
Masalah belum teratasi.
Ibu mengerti tentang penjelasan tentang tindakan untuk membantu pengeluaran sekret.
Kontrol setiap minggu / sewaktu ada keluhan yang mendadak
2.
S :


O :

A :
P :
Ibu mengungkapkan sudah mengerti penjelasan tentang faktor yang menjadi penyebab batuk-batuk dan sesak pada anaknya dan cara untuk menghindarinya.
Ibu dapat menjelaskan kembali tentang alergen dan usaha untuk menghindarinya.
Masalah teratasi.
Rencana perawatan dihentikan, kontrol tiap minggu .


Daftar pustaka

Suparman, Ilmu penyakit dalam Jilid II. Balai penerbit FKUI. Jakarta. 1990
Bahna SL : Management of food allergies.Annals of allergi,1984

Tidak ada komentar:

Posting Komentar